UNTUKMU AYAH

Ayah, engkau adalah hakim terbaik dan teradil yang pernah kutemui. Aku tidak tahu mengapa keputusanmu begitu tepat, sangatlah adil, dan sangat bijaksana. Entah di perguruan tinggi mana kau mempelajari ilmu keadilan. Aku sangat kagum dengan semua keputusan yang kau buat, Ayah. Jika suatu saat nanti aku menjadi seorang hakim, maka engkau akan menjadi hakim panutanku.

Ayah, hadirmu menjadi tentara pelindungku. Engkau adalah orang yang selalu mengawasi keamananku, kau tak ingin anakmu ini terperangkap dalam jebakan musuh. Kau lawan semua orang yang datang menggangguku. Tak hanya itu, kau ciptakan benteng keimanan untuk tempatku berlindung. 

Saat aku menangis, dirimu datang menghapiriku. Mengusap pundakku dan mendengar semua keluh kesahku. Mengapa engkau masih mau menghampiriku, Ayah? Tidakkah kau lelah setelah bekerja seharian?“

Ceritakan apa yang ingin kamu ceritakan, Ayah siap mendengarnya”

Kata-kata itu yang terus kau ucapkan saat aku rapuh, setiap kata-kata yang kau keluarkan selalu mengandung jutaan motivasi yang membangun. Terima kasih Tuhan, kau kirimkan ayah terbaik yang bisa kujadikan sahabat paling tulus dalam hidupku.

Ayah, engkau tidak pernah mengeluh dalam pekerjaanmu. Walaupun keringat bercucuran, kau tetap ikhlas menjalankan pekerjaanmu, Kau tidak ingin anak dan istrimu di rumah kelaparan, Kau juga berharap dengan jerih payahmu, anakmu mendapat pendidikan yang layak agar berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.

Ayah, engkau bagaikan seorang petani. Dengan sabar kau tanamkan nilai-niai keagamaan dan kemanusiaan pada anak-anakmu. Kau rawat anakmu dengan penuh kasih sayang hingga menghasilkan bibit unggul yang berguna bagi masa depan.

Ayah, aku tahu di balik senyummu terdapat jutaan kekhawatiran yang kau sembunyikan. Aku pernah melihatmu menangis dalam doa. Tak kusangka ternyata selama ini Kau sembunyikan itu semua dari kami. Kau yang selalu tampak kuat, Kau yang selalu tampak tegar, dan Kau yang selalu tampak santai dalam menghadapi masalah ternyata memendam kekhawatiran sebesar itu, Mengapa Kau begitu khawatir aku tidak bahagia memiliki Ayah seperti dirimu? Mengapa Kau begitu khawatir Kau gagal menjadi seorang Ayah? Oh Ayah, aku selalu bersyukur memiliki Ayah seperti dirimu. Jangan khawatirkan itu semua, Ayah. 

Ayah, mengapa engkau begitu hebat? Kau selalu jadikan keluarga sebagai prioritas. Tak pernah sekalipun aku mendengar keluhanmu. Kau begitu hebat menyembunyikan semua masalah. Kau tidak ingin anak dan istrimu menjadi sedih. Walaupun sibuk bekerja, kau selalu sempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Tak pernah ada rasa iri sedikitpun jika anak-anakmu lebih dekat dengan ibunya. Entah sebenarnya terbuat dari apa hatimu, Ayah.

Pada tanggal 12 November, di Hari Ayah Nasional ini, kupersembahkan  tulisan ini untuk para ayah hebat di luar sana. Wahai teman-temanku, selalu ingatlah peringatan Hari Ayah Nasional ini, karena tidak hanya ibu tetapi ayah juga memiliki peran penting dalam kehidupan kita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UPACARA PEMINANGAN DAN PERKAWINAN ADAT DI DESA EGON GAHAR, KEC.MAPITARA, KAB. SIKKA.

UNTUK MAMA TERCINTA

APA KABAR MAMA